Masjid Muhammad Cheng Ho, Surabaya


Masjid Muhammad Cheng Hoo merupakan masjid yang mempunyai sejarah yang sangat menarik ( selain Masjid Agung Sunan Ampel ) hal ini tampak dari arsitektur bangunannya yang dibuat dengan gaya khas Tiongkok.

Arsitekturnya yang ibarat bangunan kelenteng ialah gagasan untuk menunjukkan identitas sebagai muslim Tionghoa di Indonesia dan untuk mengenang leluhur warga Tionghoa yang mayoritas beragama Buddha.

Warna lebih banyak didominasi pada bangunan masjid: merah, kuning, biru dan hijau. Dalam kepercayaan Tionghoa, warna merah ialah simbol kebahagiaan, warna kuning ialah simbol kemashyuran, warna biru ialah simbol harapan, dan warna hijau ialah simbol kemakmuran.

Bagian atas dari bangunan utama bertingkat 3 dari efek Hindu Jawa. Bentuknya ibarat pagoda, berbentuk segi 8. Angka 8 dalam bahasa Tionghoa disebut Fat yang berarti jaya dan keberuntungan.

Anak tangga di pecahan serambi masjid berjumlah 5, yang menggambarkan rukun Islam. Sedangkan anak tangga di pecahan dalam masjid berjumlah 6, menunjukan rukun iman dalam Islam.
 

Pada pecahan depan bangunan utama terdapat ruangan yang dipergunakan oleh imam untuk memimpin sholat dan khotbah yang sengaja dibuat mirip pintu gereja, ini menunjukkan bahwa Islam mengakui dan menghormati keberadaan Nabi Isa AS sebagai utusan Allah SWT yang mendapatkan Kitab Injil bagi umat Nasrani.

Itu juga menunjukkan bahwa Islam menyayangi hidup damai, saling menghormati dan tidak mencampuri agama dan kepercayaan orang lain.

Utara masjid terdapat relief Muhammad Cheng Hoo bersama armada kapal yang digunakannya dalam mengarungi Samudera Hindia. Relief ini mempunyai pesan kepada muslim Tionghoa di Indonesia ( khususnya ) biar tidak risih dan sombong sebagai orang Islam. Orang Tionghoa memeluk Islam bukanlah merupakan hal yang aneh tetapi sangatlah wajar, alasannya 600 tahun yang kemudian sudah ada laksamana Tionghoa yang taat menjalankan fatwa Islam berjulukan Muhammad Cheng Hoo atau yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong atau Pompu Awang. Beliau juga turut mensyi'arkan agama Islam di tanah Indonesia terutama di pulau Jawa.

Laksamana Cheng Hoo pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Simongan, Semarang. Sebagai utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit yang juga bertujuan untuk membuatkan agama Islam.

Oleh alasannya itu untuk mengenang usaha Cheng Hoo dan warga Tionghoa muslim yang juga ingin mempunyai sebuah masjid dengan gaya Tionghoa maka pada tanggal 10 Maret 2002 didirikanlah Masjid Muhammad Cheng Hoo, pada tanggal 13 Oktober 2002 Masjid Cheng Hoo diresmikan oleh Pemkot Surabaya. Peletakan kerikil pertama pembangunan masjid sendiri dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2001 bertepatan dengan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Masjid Muhammad Cheng Hoo beralamat di Jalan Gading No. 2, Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng, Surabaya ( Belakang Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa ). Tertarik untuk berkunjung ?

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Masjid Muhammad Cheng Ho, Surabaya"

Post a Comment