Tanah Toraja - Andalan Wisata Sulawesi Selatan
Saking begitu melekatnya image Tanah Toraja dengan bangunan rumah adatnya ini, sebagai bentuk promosi pariwisata dan untuk menggaet turis Jepang ke daerah ini, maka rumah sopan santun pun dibangun di negeri “matahari terbit” itu. Bangunannya dikerjakan oleh orang Toraja sendiri dan diboyong pengusaha pariwisata ke negari sakura. Sekarang di Jepang, sudah ada dua Tongkonan yang sangat ibarat dengan Tongkonan yang asli. Kehadiran Tongkonan selalu menciptakan kagum masyarakat negeri tersebut alasannya ialah bentuknya yang unik. Perbedaannya dengan yang ada di Tanah Toraja hanya terletak di atapnya yang menggunakan bambu.
Masih banyak lagi daya tarik dari Tanah Toraja selain upacara sopan santun rambu solo (pemakaman) yang sudah kesohor selama ini. Sebutlah kuburan bayi di atas pohon tarra di Kampung Kambira, Kecamatan Sangalla, sekitar 20 kilometer dari Rantepao, yang disiapkan bagi mayit bayi berusia 0 - 7 tahun.
Meski mengubur bayi di atas pohon tarra itu sudah tidak dilaksanakan lagi semenjak puluhan tahun terakhir, tetapi pohon tempat “mengubur” mayat bayi itu masih tetap tegak dan banyak dikunjungi wisatawan. Di atas pohon tarra yang buahnya ibarat buah sukun yang biasa dijadikan sayur oleh penduduk setempat itu dengan bundar batang pohon sekitar 3,5 meter, tersimpan puluhan mayit bayi.
Sebelum mayit dimasukkan ke batang pohon, terlebih dahulu pohon itu dilubangi kemudian mayat bayi diletakkan ke dalam kemudian ditutupi dengan serat pohon kelapa berwarna hitam. Setelah puluhan tahun, mayit bayi itu akan menyatu dengan pohon tersebut. Ini suatu daya tarik bagi para pelancong dan untuk masyarakat Tanah Toraja tetap menganggap tempat tersebut suci ibarat anak yang gres lahir.
Penempatan mayit bayi di pohon ini juga diubahsuaikan dengan strata sosial masyarakat. Makin tinggi derajat sosial keluarga itu maka makin tinggi pula tempat bayi yang dikuburkan di batang pohon Tarra tersebut. Bahkan, bayi yang meninggal dunia diletakkan sesuai arah tempat tinggal keluarga yang berduka. Kalau rumahnya ada di bab barat pohon, maka mayit anak akan diletakkan di sebelah barat.
Kuburan Batu, salah satu bentuk kuburan Orang Toraja
Untuk menuju Tanah Toraja yang mengagumkan ini terdapat jalur penerbangan domestik Makassar - Tanah Toraja yang ketika ini hanya sekali seminggu dan menggunakan pesawat kecil berpenumpang delapan orang, yang memakan waktu 45 menit dari Bandara Hasanuddin Makassar. Jika lewat darat, perjalanan yang cukup melelahkan ini membutuhkan waktu selama tujuh sampai sepuluh jam.
Event menarik di daerah wisata ini yaitu adanya upacara pemakaman mayit (rambu solo) dan rambu tuka (pesta syukuran) yang merupakan kalender tetap tiap tahun. Selain event tersebut, para pengunjung sanggup melihat dari akrab obyek wisata budaya menarik lainnya ibarat penyimpanan mayit di penampungan mayat berbentuk “kontainer” ukuran raksasa dengan lebar 3 meter dan tinggi 10 meter serta tongkonan yang sudah berusia 600 tahun di Londa, Rantepao.
Pesta Rambu Solo’ atau pesta/ritual program penguburan
Ini ialah sebagian kecil dari sekian banyak pesona wisata yang ditawarkan oleh tana toraja sebagai daerah tujuan wisata andalan sulawesi selatan. Bagaimana? Tertarik melihat keunikan wisata budaya ini?
sumber: http://tongkonanku.blogspot.com
0 Response to "Tanah Toraja - Andalan Wisata Sulawesi Selatan"
Post a Comment