Objek Wisata Trunyan Yang Unik Dan Penuh Misteri
Wisata Trunyan yang Unik dan Penuh Misteri - Bali merupakan daerah wisata yang sangat populer di dunia. Para penduduknya masih memegang teguh sopan santun istiadat. Bahkan ada desa-desa di Bali yang tidak terpengaruh dengan efek luar, sehingga sopan santun dan tradisi semenjak zaman dahulu masih terjaga, dipegang dan dilakukan sampai sekarang. Adat unik yang ada di Bali menjadi salah satu nilai tambah bagi pariwisata di Bali.
Salah satu daerah di Bali yang mempunyai sopan santun istiadat yang unik ialah Desa Trunyan. Desa ini dikenal dengan keasriannya, alasannya letaknya di tepi Danau Batur dan dikelilingi oleh perbukitan. Desa ini merupakan salah satu desa tertua di Bali. Desa Terunyan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Trunyan berada di sebelah timur Danau Batur.
Secara administratif, desa ini masuk dalam daerah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Untuk mencapai desa ini Anda harus menyebrangi Danau Batur dengan memakai perahu. Konon, kata Trunyan ini berasal dari kata Taru dan Menyan yang arti nya kayu dan wangi.
Nama itu diambil dari pohon yang mengeluarkan aroma wangi yang tumbuh di desa tersebut. Walaupun menyebrangi danau, objek wisata Trunyan ini juga banyak dikunjungi wisatawan, terlebih bagi yang hobi menguji adrenalin.
Ada satu sopan santun istiadat di Desa Trunyan yang sangat unik, yaitu cara pemakaman warganya. Biasanya di Bali kalau penduduknya meninggal maka jenazahnya akan dikremasi, tradisi ini disebut dengan upacara Ngaben, tapi di Desa Trunyan mempunyai tata cara tersendiri dalam memakamkan mayat masyarakatnya.
Ada tiga jenis makam di masyarakat Trunyan. Pertama, lokasi ini disebut dengan Sema Wayah, yaitu lokasi pemakaman yang dikhususkan bagi warga yang meninggal secara wajar. Cara pemakaman ini, mayat akan ditutup dengan kain kafan putih.
Setelah dilakukan prosesi adat, mayat akan diletakkan di atas tanah di bawah Pohon Taru Menyan, tanpa dikubur dan hanya ditutupi dengan anyaman bambu yang disebut dengan acak saji.
Pemakaman yang kedua, disebut dengan Sema Bantas, daerah pemakaman ini diperuntukkan bagi warga yang meninggal secara tidak wajar, menyerupai kecelakaan, bunuh diri ataupun dibunuh orang. Jenazah biasanya akan dikubur ke dalam tanah
Dan lokasi pemakaman yang ketiga, disebut dengan Sema Nguda, pemakaman ini dikhususkan bagi warga yang masih bawah umur atau orang cukup umur yang belum menikah.
Walaupun mayat di pemakaman Desa Trunyan tidak dikubur dan hanya diletakkan di atas tanah, tapi uniknya tidak ada bacin bau yang tercium dari pemakaman tersebut. Padahal tulang belulang dan tengkorak juga bertebaran di pemakaman. Yang ada hanyalah aroma wangi yang berasal dari Pohon Taru Menyan raksasa yang bangun kokoh di pemakaman tersebut.
Itulah yang menjadi misteri, mengapa pohon ini dapat mengeluarkan bacin yang sangat harum sehingga bacin bau yang keluar dari mayat tidak tercium sama sekali.
Walaupun objek wisata Trunyan sedikit menyeramkan, tapi desa ini merupakan salah satu bukti kasatmata keunikan dari budaya Indonesia. Budaya yang sampai dikala ini dipegang teguh dan dihormati oleh masyarakatnya.
Salah satu daerah di Bali yang mempunyai sopan santun istiadat yang unik ialah Desa Trunyan. Desa ini dikenal dengan keasriannya, alasannya letaknya di tepi Danau Batur dan dikelilingi oleh perbukitan. Desa ini merupakan salah satu desa tertua di Bali. Desa Terunyan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Trunyan berada di sebelah timur Danau Batur.
Secara administratif, desa ini masuk dalam daerah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Untuk mencapai desa ini Anda harus menyebrangi Danau Batur dengan memakai perahu. Konon, kata Trunyan ini berasal dari kata Taru dan Menyan yang arti nya kayu dan wangi.
Nama itu diambil dari pohon yang mengeluarkan aroma wangi yang tumbuh di desa tersebut. Walaupun menyebrangi danau, objek wisata Trunyan ini juga banyak dikunjungi wisatawan, terlebih bagi yang hobi menguji adrenalin.
Ada satu sopan santun istiadat di Desa Trunyan yang sangat unik, yaitu cara pemakaman warganya. Biasanya di Bali kalau penduduknya meninggal maka jenazahnya akan dikremasi, tradisi ini disebut dengan upacara Ngaben, tapi di Desa Trunyan mempunyai tata cara tersendiri dalam memakamkan mayat masyarakatnya.
Ada tiga jenis makam di masyarakat Trunyan. Pertama, lokasi ini disebut dengan Sema Wayah, yaitu lokasi pemakaman yang dikhususkan bagi warga yang meninggal secara wajar. Cara pemakaman ini, mayat akan ditutup dengan kain kafan putih.
Setelah dilakukan prosesi adat, mayat akan diletakkan di atas tanah di bawah Pohon Taru Menyan, tanpa dikubur dan hanya ditutupi dengan anyaman bambu yang disebut dengan acak saji.
Pemakaman yang kedua, disebut dengan Sema Bantas, daerah pemakaman ini diperuntukkan bagi warga yang meninggal secara tidak wajar, menyerupai kecelakaan, bunuh diri ataupun dibunuh orang. Jenazah biasanya akan dikubur ke dalam tanah
Dan lokasi pemakaman yang ketiga, disebut dengan Sema Nguda, pemakaman ini dikhususkan bagi warga yang masih bawah umur atau orang cukup umur yang belum menikah.
Walaupun mayat di pemakaman Desa Trunyan tidak dikubur dan hanya diletakkan di atas tanah, tapi uniknya tidak ada bacin bau yang tercium dari pemakaman tersebut. Padahal tulang belulang dan tengkorak juga bertebaran di pemakaman. Yang ada hanyalah aroma wangi yang berasal dari Pohon Taru Menyan raksasa yang bangun kokoh di pemakaman tersebut.
Itulah yang menjadi misteri, mengapa pohon ini dapat mengeluarkan bacin yang sangat harum sehingga bacin bau yang keluar dari mayat tidak tercium sama sekali.
Walaupun objek wisata Trunyan sedikit menyeramkan, tapi desa ini merupakan salah satu bukti kasatmata keunikan dari budaya Indonesia. Budaya yang sampai dikala ini dipegang teguh dan dihormati oleh masyarakatnya.
0 Response to "Objek Wisata Trunyan Yang Unik Dan Penuh Misteri"
Post a Comment